Guru Seperti Obat Tetes Mata

Guru Seperti Obat Tetes Mata - Sampai usia kita yang mulai menua ini pasti pernah mengalami di didik oleh para guru. Coba kita hitung sejak awal mulai dari di bangku SD, dengan masa waktu enam tahun belajarnya, berarti sekurang-kurangnya kita telah di didik oleh enam guru. Pada waktu di bangku SMP, dengan kurang lebih sepuluh mata pelajaran bidang study, bisa jadi kita mengenal tiga puluh guru. Seterusnya saat kita di bangku SMA, maka bertambah pula guru kita menjadi tiga puluhan lagi. 

Jadi, seandainya kita hanya lulus di level SMA jumlah guru kita kurang lebih enam puluh enam. Coba banyangkan jika kita melanjutkan studi ke perguruan tinggi misalnya, tidak hanya S1 tapi S2 atau S3, jumlah guru yang mengajar kita bisa jadi sampai seratusan.

Dari seratusan guru yang pernah mengajar kita itu berapa guru yang Anda masih ingat? Apa anda bisa mengingat sepuluh saja diantara guru tersebut? Jikalau jawaban anda tidak, coba sebutkan lima? Atau sekurang-kurangnya bisa tiga saja.

Nah, sekarang kita bisa mengerti mengapa ada guru yang mudah kita ingat, dan ada yang sampai terlupa. Apa yang membuat kita bisa mengingat tentang satu guru tapi tidak ingat pada guru yang lain? Jawabnya adalah kesan (keistimewaan, pesona). Guru yang dapat menciptakan pesona, atau mampu membuat siswa terkesan mendalam, maka akan membuat mereka teringat dengan cukup lama, dan juga berlaku kebalikannya.

Guru yang dapat menciptakan kesan mendalam kepada siswa, bisa kita sebut guru yang inspiratif. Dengan membuat kesan mendalam yang diberikan, maka siswa akan meniru apa yang disampaikan oleh sang guru. Selain daripada itu, siswa juga akan menirukan cara, model perilaku yang di tampilkan guru. Bukan hanya waktu sekarang, akan tetapi untuk jarak waktu yang panjang.

Siapa yang tidak tertantang untuk menjadi guru yang inspiratif bagi siswanya. Berikut ini adalah kisah ceritra salah satu guru yang bisa dikategorikan guru inspiratif.

Dulu waktu penulis masih duduk di kelas 3 SD, pernah di didik dan di ajar seorang guru Pak Sukimin namanya. Pak Sukimin adalah sosok yang sangat berwibawa dan berkesan, karena dengan cara menanamkan cita-cita untuk siswanya. Banyak sekali pitutur yang di sampaikan oleh beliau. Sampai pada suatu hari, saat itu terdengar pesawat terbang lewat di atas sekolah, lalu Pak Sukimin menanyakan :

“Kenapa ada pesawat yang bisa terbang?”

Lalu Murid-murid saling menjawab: “Karena ada sopirnya”. Yang lainnya pun menjawab: “Karena punya mesin”. Dan yang lain lagi menjawab : “Karena ada bensinnya”.

Untuk ditempat lain kejadian ini merupakan hal yang biasa saja, akan tetapi ini terjadi di sebuah desa yang masih jarang kendaraan bermotor. Tepatnya di Kabubaten Gunungkidul DIY. Peristiwa tersebut menjadi kejadian yang sangat unik.

Selanjutnya Pak Sukimin menjelaskan dengan detil tentang pilot yang bekerja menjadi sopir pesawat. Menjelaskan tentang tugas insinyur yang membuat pesawat. Dan tentang peneliti yang mengolah dan memproses minyak sebagai bahan bakar pesawat. Ada tugas seorang ahli komputer, yang membuat jadwal penerbangan. Ada arsitektur sipil yang membuat bandara pesawat terbang. Ada pramugari, ada teknisi, ada biro perjalanan yang juga peranan penting dalam penerbangan.

Di akhir penjelasan itu Pak Sukimin menandaskan bahwa :

Kalianlah yang nanti akan menjadi pilot, jadi insinyur, jadi peneliti, menjadi ahli komputer, menjadi arsitek sipil, dan menjadi pramugari”.

Kemudian supaya mendapatkan jawaban dari semua siswa, maka di mintanya untuk mengatakan profesi yang paling mereka sukai. Ternyata tidak cukup sampai di situ. Pada hari-hari yang lain, kalau ada yang belum menemukan cita-cita selalu diberikan cerita yang baru. Kalau ada yang belum punya atau bingung maka diberi kesempatan untuk memikirkannya. Demikian seterusnya sampai semua memiliki cita-cita, dan memiliki minat.

Pak Sukimin seolah merekam dari semua cita-cita siswanya. Sehingga pada hari selanjutnya Pak Sukimin selalu mengingatkan akan cita-cita masing-masing. Jika ada siswanya sedang kurang semangat belajar berhitung, misalnya maka Pak Sukimin menjelaskan bahwa berhitung merupakan syarat untuk jadi pilot. Jika siswanya tidak sabar dan teliti dalam belajar, misalnya Pak Sukimin menjelaskan bahwa ketelitian itu menjadi syarat untuk jadi peneliti minyak bumi. 

Selalu ada cara untuk mengingatkan cita-cita dengan masalah keseharian yang dihadapi siswa. Demikian agar siswa selalu tahu bahwa apa yang dipelajari sekarang akan bermanfaat dan berguna di masa mendatang.

Di kemudian harinya ternyata bukan lagi tentang pilot, insinyur atau apapun pekerjaan itu, tapi yang terpenting adalah memiliki cita-cita yang jauh lebih penting. Cita-cita kita adalah sebagian dari tujuan hidup yang akan kita raih. Siswa yang memiliki cita-cita kuat jelas, akan terlihat pula langkah demi langkah untuk menggapainya. Strategi maupun teknik menanamkan cita-cita pada peserta didik, merupakan cara agar siswa bertanggungjawab terhadap masa depannya sendiri.

Kewajiban seorang guru inspiratif, kita harus memastikan cita-cita semua anak didik kita. So, guru inspiratif adalah guru yang menanamkan visi, misi dan passion kepada semua siswanya, satu demi satu, hari demi hari, bahkan sampai sepanjang hari tugas kewajiban keguruan kita. 

Ilustrasi : Obat Tetes Mata

Demi mereka... jika di ilustrasikan, mata kita sedang terkena iritasi atau mengalami gangguan jarak pandangan, maka peran guru seperti obat tetes mata nya. Untuk dapat membuka lebih tajam jarak pandang “mata” siswa.

Temanku, semuanya... selamat berinspirasi, semoga dapat menjadi guru pendidik, menginspirasi teman - teman Guru Inspiratif... 

Baca Juga :  Apakah Guru Kekinian